Kebiasaan Natal dan Kaitannya dengan Kelahiran Yesus

- Sabtu, 24 Desember 2022 | 19:01 WIB
Kebiasaan Natal dan Kaitannya dengan Kelahiran Yesus (www.jw.org)
Kebiasaan Natal dan Kaitannya dengan Kelahiran Yesus (www.jw.org)

SMOL.ID - Natal sudah lama dikenal sebagai perayaan untuk memperingati hari kelahiran Yesus. Tapi, kita mungkin bingung, bagaimana asal mula kebiasaan-kebiasaan Natal sampai bisa dikaitkan dengan kelahiran Yesus?

Majalah Watch Tower edisi 1 Desember 2015 menulis, ada mitos tentang Sinterklas. Santa ini periang, berjanggut putih, pipinya kemerah-merahan, dan berpakaian merah.

Dia adalah iklan Natal yang sukses bagi perusahaan minuman di Amerika Utara tahun 1931.

Pada tahun 1950-an, beberapa orang Brasil mencoba mengganti Sinterklas dengan tokoh legenda rakyat, yaitu Grandpa Indian.

Baca Juga: Kakanwil Kemenag Jateng Tinjau Persiapan Natal di Semarang

Hasilnya? Profesor Carlos E. Fantinati menyatakan bahwa Sinterklas berhasil mengalahkan Grandpa Indian dan bahkan ”mengalahkan bayi Yesus serta menjadi lambang resmi perayaan 25 Desember”.

Tapi, apakah ada hal lain yang membingungkan soal Natal selain Sinterklas? Mari kita kembali ke Kekristenan masa awal untuk melihat jawabannya.

Encyclopedia Britannica menulis, ”Selama dua abad pertama Kekristenan, ada banyak yang menentang perayaan hari kelahiran martir atau, dalam hal ini, Yesus.” Mengapa?

Orang Kristen itu memandang perayaan hari kelahiran sebagai kebiasaan kafir, sesuatu yang tidak boleh dirayakan. Bahkan, Alkitab sama sekali tidak mencatat tanggal kelahiran Yesus.

Baca Juga: Sudah Disterilisasi, Gereja Katedral Semarang Siap Gelar Misa Natal

Dewa Matahari
Pada abad ke-4 M, saat orang Kristen masa awal menentang kebiasaan perayaan hari kelahiran, Gereja Katolik justru memulai perayaan Natal karena ingin menjadi lebih kuat dan terkenal.

Caranya adalah dengan menghapus salah satu kendala utama, yaitu agama kafir Romawi dan perayaan titik balik matahari pada musim dingin.

Christmas in America, oleh Penne L. Restad menulis bahwa setiap tahun, dari 17 Desember sampai 1 Januari, ”kebanyakan orang Romawi berpesta, bermain, bersenang-senang, melakukan pawai, dan ikut dalam perayaan lain sambil menyembah dewa mereka”.

Dan, pada 25 Desember, orang Romawi merayakan hari kelahiran Dewa Matahari yang Tak Terkalahkan. Dengan menetapkan Natal pada hari itu, gereja berhasil membujuk banyak orang Romawi untuk merayakan kelahiran Yesus daripada kelahiran matahari.

Halaman:

Editor: Syadza Haniya Anwar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tujuan Matematika Khusus di Sekolah Dasar

Senin, 6 Februari 2023 | 21:11 WIB

Peran Majalah Sekolah sebagai Penguatan Berliterasi

Senin, 23 Januari 2023 | 06:20 WIB

Pendidikan di Era Society 5.0

Minggu, 22 Januari 2023 | 20:26 WIB

Peran Teknologi dalam Pendidikan Masa Depan

Minggu, 22 Januari 2023 | 11:19 WIB

Pesan Perdamaian dalam Natal

Sabtu, 24 Desember 2022 | 19:05 WIB

Kebiasaan Natal dan Kaitannya dengan Kelahiran Yesus

Sabtu, 24 Desember 2022 | 19:01 WIB

Pondasi Anti Korupsi Petugas Pemasyarakatan

Jumat, 23 September 2022 | 17:25 WIB

Meningkatkan Integritas dan Etika Aparatur Sipil Negara

Jumat, 23 September 2022 | 16:20 WIB
X