• Jumat, 29 September 2023

Review Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata, Jenaka dan Penuh Makna

- Kamis, 19 Januari 2023 | 20:30 WIB
Review Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata, Jenaka dan Penuh Makna.  (SMOL.ID/Aghnina Nur Imani)
Review Novel Sirkus Pohon Karya Andrea Hirata, Jenaka dan Penuh Makna. (SMOL.ID/Aghnina Nur Imani)

Sirkus Pohon adalah sebuah novel yang lahir dengan judul sederhana, tetapi siapa sangka novel karya Andrea Hirata ini mampu membuat pembacanya takjub ketika mulai membaca halaman demi halamannya,

Andrea Hirata menuliskan kata demi kata di dalam novel Sirkus Pohon ini menjadi cerita yang mendalam, detail, dan karakternya kuat. Sang penulis berhasil menunjukkan keahliannya dalam menyulap kata-kata hingga pembaca tersihir dengan karyanya.

Sesuai judulnya, Sirkus Pohon, novel ini bercerita tentang kisah yang melibatkan orang-orang sirkus dengan segala tingkah ajaibnya.

Andrea Hirata pandai sekali menciptakan karakter sekaligus namanya, misal Taripol, Sobri alias Hob, Soridin Kebul, Jeliman, Gastori, Adun, Tegar, Azizah, Abdul Rapi, Halaludin, Jamot, Suruhudin, dan Badrun.

Nama-nama unik, khas bangsa Indonesia dan tidak terkesan membosankan, seolah memiliki karakerisasi yang kuat pada tokoh itu sendiri dengan nama yang masing-masing diberikan kepada mereka.

Ada pun hal-hal menghibur yang bisa pembaca temui dalam buku ini, Salah satunya seperti perkataan tokoh bernama Hob ketika ia sedang marah.

“Jeh! Kau boleh banyak teori, Run, tapi awas, suatu hari nanti aku akan membuat perhitungan denganmu dan sapi cabulmu itu, tak peduli sapi itu bantuan dari biduanita organ tunggal atau dari presiden!”

Kalimat-kalimat yang dilontarkan begitu koplak dan mencerminkan sesuatu yang benar-benar terjadi di masyarakat kita.

Selain menciptakan karakter yang kuat, buku ini juga menghadirkan cerita yang mendalam dengan kilas balik ke masa lampau dan hal-hal yang terjadi di masa depan.

Pada halaman pertama, pembaca akan dibuat merasa ‘deg’ dan terkesan oleh sebuah kalimat di sub bab-nya,

“Kaukah yang membelaku waktu itu?” dan satu lainnya, “Cinta memihak mereka yang menunggu.”

Novel yang terbit pada tahun 2017 ini, setidaknya terdiri dari 383 halaman.

Dalam novel ini terdapat beberapa kalimat penuh makna seperti, “Ternyata, kawan, kemauan adalah segala-galanya dalam hidup ini.”

“Tanpa kemauan, orang tak dapat terkejut, tak dapat curiga, tak dapat iri, tak dapat cemburu, tak dapat gembira, mellow, golput.”

“Tengoklah Instalatur itu, dia tak ubahnya ban kempes.”

Halaman:

Editor: Lina Setiawati

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Tujuan Matematika Khusus di Sekolah Dasar

Senin, 6 Februari 2023 | 21:11 WIB

Peran Majalah Sekolah sebagai Penguatan Berliterasi

Senin, 23 Januari 2023 | 06:20 WIB

Pendidikan di Era Society 5.0

Minggu, 22 Januari 2023 | 20:26 WIB

Peran Teknologi dalam Pendidikan Masa Depan

Minggu, 22 Januari 2023 | 11:19 WIB

Pesan Perdamaian dalam Natal

Sabtu, 24 Desember 2022 | 19:05 WIB

Kebiasaan Natal dan Kaitannya dengan Kelahiran Yesus

Sabtu, 24 Desember 2022 | 19:01 WIB
X