Pemanfaatan Kecerdasan Buatan Pada Pendidikan Masa Depan di Indonesia

- Selasa, 24 Januari 2023 | 10:07 WIB
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Unsplash / Markus Winkler)
Ilustrasi kecerdasan buatan. (Unsplash / Markus Winkler)

Oleh: Devy Fitriani Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Peradaban

Pendidikan merupakan salah satu upaya kita untuk mengatasi kebodohan dan kemiskinan di negara kita yaitu Indonesia. Seperti yang kita ketahui bersama kewajiban seseorang adalah bersekolah dan belajar, maka diharuskan untuk mengetahui banyak hal yang ada di dunia ini.

Menurut Rich dan Knight (1991) kecerdasan buatan dalam bahasa Inggrisnya Artificial Intelligencev sering disingkat Al merupakan studi tentang bagaimana membuat komputer dapat melakukan hal yang pada saat itu lebih baik dilakukan oleh manusia. Pada Artificial intelligence, komputer dirancang untuk menjadi cerdas dan pintar sehingga dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan manusia dengan menirukan beberapa fungsi otak manusia, seperti pengertian bahasa, pengetahuan, pemikiran, penalaran, pemecahan masalah, bahkan sampai pada pengambilan keputusan.

Masa depan teknologi kecerdasan buatan (Al) dalam dunia pendidikan tampaknya semakin cerah. Dengan pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan, banyak sekolah dan Universitas kini mulai menggunakan teknologi ini untuk mendukung proses belajar mengajar. Kecerdasan buatan dapat membantu menyediakan mata pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak, menilai kinerja siswa dengan cepat dan akurat, serta memberikan umpan balik yang lebih efektif kepada siswa.

Al juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan sekolah, seperti pengelolaan jadwal kelas, mengelola absensi siswa, dan mengelola administrasi sekolah secara umum. Dengan demikian, teknologi Al dapat membantu mengurangi beban kerja guru dan tenaga pendidikan lainnya, sehingga mereka dapat lebih fokus pada proses belajar mengajar dan memberikan bimbingan yang lebih berkualitas bagi siswa. Al dapat beradaptasi dengan setiap siswa sesuai dengan tingkat kemampuan dan keahlian siswa tersebut. Hal tersebut bisa membuat siswa bisa fokus dengan keahlian mereka tanpa membebani tenaga pengajar. Contoh pemanfaatan kecerdasan buatan antara lain seperti siswa dapat mengirimkan pesan melalui gadget dengan mengirimkannya melalui surell email dan contoh yang kedua siswa dapat mengakses pembelajaran dengan mudah pada Google.

Selain banyaknya manfaat Al, kecerdasan buatan juga perlu mempertimbangkan beberapa hal seperti :1) masalah keamanan dan privasi data. 2) perhatian terhadap kualitas pendidikan. 3) perlu adanya kesadaran dari semua pihak terkait pentingnya teknologi Al dalam bidang pendidikan. Jadi ada juga dampak negatif dari kecerdasan buatan yaitu seperti membuat guru dan murid menjadi lebih malas, menghilangkan pekerjaan manusia, bekerja sesuai instruksi, resiko tinggi dibobol, dan pastinya akan cepat rusak.

Penerapan kecerdasan buatan untuk kegiatan pembelajaran ada dua pendekatan yang dapat diterapkan untuk mengimplementasikan kecerdasan buatan (AI) di lingkungan pendidikan. Pertama, menyerahkan tugas guru kepada sistem AI yang bertindak sebagai tutor bagi setiap siswa. Keberadaan teknologi cerdas yang menyesuaikan konten dengan setiap siswa telah tersebar luas di banyak ruang kelas dalam bentuk sistem pengajaran cerdas (Moleenar, 2021). Peran alternatif AI adalah untuk meningkatkan kecerdasan manusia dan membantu orang melakukan kegiatan belajar yang efektif dan efisien.

Ada beberapa cara untuk menerapkan kecerdasan buatan dalam kegiatan pembelajaran. Zaman semakin berkembang dan menuntut dari semua bidang termasuk pendidikan, adaptasi dan kolaborasi untuk memecahkan masalah.

Kehadiran teknologi kecerdasan buatan merupakan keberhasilan dalam bidang teknologi pendidikan untuk memudahkan pembelajaran. Penggunaan teknologi secara bijak dan terkendali dapat memicu kemajuan pendidikan. Munculnya teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) juga dapat mengajarkan kemandirian siswa. Guru tidak dibebani dengan peran yang begitu dominan, tetapi tugasnya adalah mengajar dengan kata-kata kunci yang relevan. Dasar setiap penggunaan teknologi oleh guru adalah pengutamaan inti pelajaran. Pemantauan moral dan perilaku siswa. Bagi peserta didik, keberadaan teknologi pendidikan dapat membantu mereka mengatur pembelajarannya sendiri agar dapat hidup dan bekerja dengan baik di masa depan.

Dengan semua faktor yang ada, diharapkan masa depan pendidikan di Indonesia akan semakin cerah. Menggunakan AI dengan baik dan benar serta menghindari efek negatif dari AI. Serta dapat lebih meningkatkan kualitas dan kompetensi siswa, serta melalui penggunaan teknologi kecerdasan buatan, menjadi contoh yang baik bagi siswa dan masyarakat umum. Guru juga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi sekolah Indonesia. Penggunaan teknologi kecerdasan buatan dalam pengajaran juga diperlukan dengan pengawasan yang ketat. Hal ini penting untuk memastikan bahwa teknologi digunakan secara etis dan tidak menimbulkan kerugian bagi siswa atau pengguna lainnya.

Editor: Salman Al Farisi

Artikel Terkait

Terkini

Setelah Arema Terima Hukuman, Gilang Malah Mundur

Selasa, 8 November 2022 | 13:28 WIB

Hidup Tanpa Kekerasan

Rabu, 3 Agustus 2022 | 22:27 WIB

Gender Equality, Setujukah?

Sabtu, 11 Juni 2022 | 12:07 WIB

Pemanfaatan Media Sosial bagi Literasi Hukum Perkawinan

Kamis, 30 September 2021 | 10:06 WIB

Restorasi Usaha Bersama AJB Bumiputera 1912

Kamis, 25 Maret 2021 | 14:49 WIB

Bumi Kritis, Manusia Apatis

Minggu, 8 Desember 2019 | 05:12 WIB

Menanti Regulasi Otoped Listrik

Senin, 18 November 2019 | 07:55 WIB

Bus Low Deck Sangat Dibutuhkan Kaum Difabel

Senin, 11 November 2019 | 08:59 WIB

Menangkap Informasi Langit

Minggu, 10 November 2019 | 06:59 WIB

Hampa, Jika Hidup Tanpa Misi

Sabtu, 9 November 2019 | 10:50 WIB

Ojol Penumpang No, Ojol Barang Yes

Senin, 4 November 2019 | 09:25 WIB

Ringankan Bumi dari Beban Beratnya

Kamis, 31 Oktober 2019 | 07:42 WIB
X