Naskah Khutbah Jumat Bulan Safar, Tema Nasihat untuk Diri Sendiri saat Berhutang

- Jumat, 9 September 2022 | 19:14 WIB
Ilustrasi - Naskah Khutbah Jumat Bulan Safar, Tema Nasihat untuk Diri Sendiri saat Berhutang (pixabay.com/Makalu)
Ilustrasi - Naskah Khutbah Jumat Bulan Safar, Tema Nasihat untuk Diri Sendiri saat Berhutang (pixabay.com/Makalu)

Kalau kita tidak pandai menjaga lisan kita, maka sayang shalat Jumat kita hari ini. Kita tadi shalat tahiyyatul masjid atau mungkin ba’diyah Jum’at kita shalat. Namun ternyata shalat kita itu kita berikan kepada orang lain. Di mana akal kita?

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah Jumat Kedua
اَلْحَمْدُ لِلّهِ وَكَفَى وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيُّ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اقْتَفَى، أَمَّا بَعْدُ

Ahibbati Fillah,

Ada satu perkara dari bab muamalat kita sama manusia, yang kita lihat di negeri kita menjadi sebuah tradisi dan budaya yang dianggap biasa. Yaitu hutang.

Berapa banyak orang yang berhutang tapi tidak membayarnya? Berapa banyak orang yang juga berhutang secara online, karena dia berpikir dia bisa mendapat uang. Dia dapat menggunakannya, walaupun di situ ada lintah darat/ riba dia tetap melakukannya.

Ahibbati Fillah,

Nasihat ana untuk diri ana dan Antum yang hadir semua di tempat ini, jangan mati meninggalkan hutang. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah duduk bersama para sahabat, lalu beliau meletakkan tangan di keningnya dan mengatakan,

مَاذَا نُزِّلَ مِنَ التَّشْدِيدِ؟

“Kesulitan (berat) apa yang diturunkan?”

Para sahabat terdiam dan ketakutan. Tidak ada yang berani bertanya. Lalu keesokan harinya ada yang bertanya kepada Nabi ‘Alaihisshalatu wa Sallam, “Ya Rasulullah, apa hukuman berat yang Allah turunkan?”

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ ! لَوْ أَنَّ رَجُلا قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ أُحْيِيَ ، ثُمَّ قُتِلَ ، ثُمَّ أُحْيِيَ ، ثُمَّ قُتِلَ ، وَعَلَيْهِ دَيْنٌ مَا دَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنُهُ

“Demi yang jiwaku yang ada ditangan-Nya. Seandainya seseorang terbunuh di jalan Allah kemudian dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah) kemudian dihidupkan kembali, kemudian terbunuh lagi (di jalan Allah) sementara dia punya tanggungan hutang maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya dilunaskan.” (HR. An Nasa’i No. 4367)

Bayangkan. Kita mengetahui pahala orang yang mati syahid itu diampuni dengan awal tetesan darahnya. Kemudian jika ada orang yang tiga kali mati syahid namun punya hutang, maka tidak diampuni dosanya. Sedangkan kita menganggap hutang itu hal yang remeh. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam doanya, beliau sering mengatakan,

Halaman:

Editor: Syadza Haniya Anwar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X