SMOL.ID - Lembaga Bimbingan dan Konseling Islam (LBKI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo Semarang mengadakan pelatihan yang bertujuab mencegah kekerasan berbasis gender.
Pelatihan tersebut bertempat di Aula Laboratorium dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang, Kamis, 16 Maret 2023.
Kegiatan diikuti oleh 42 peserta yang terdiri dari perwakilan Himpunan Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam atau BPI, Relawan Kesejahteraan Sosial serta perwakilan mahasiswa BPI angkatan 2020, 2021 dan 2022.
"Kekerasan gender terjadi pada semua jenis kelamin, tidak hanya perempuan saja. Nah disini kita akan belajar bagaimana menanganinya sebagai calon-calon konselor, seperti bagaimana melakukan assessment pada klien-klien kalian nanti," ujar Koordinator Divisi Bimbingan Konseling Islam atau BKI, Ulin Nihayah.
Baca Juga: Usung Chipset Exynos 1280 dan Baterai Jumbo, Samsung A53 5G Harganya Semakin Murah, Worth It Dibeli!
Maraknya kasus kekerasan seksual berbasis gender, maka Divisi BKI Laboratorium Dakwah memberikan pelatihan yang berjudul "Counseling Skill untuk menanggulangi Kekerasan berbasis gender".
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan skill mahasiswa sebagai calon konselor kelak terutama dalam menangani problem kekerasan gender baik pada anak-anak, perempuan maupun laki-laki.
“Pentingnya para konselor dan penyuluh untuk dapat menanggulangi permasalahan yang berbasis gender. Nantinya akan ada pelatihan lanjutan seperti assessment, advokasi dan lain sebagainya. Supaya nantinya saat kalian lulus menjadi sarjana tidak kosong atau zonk dalam hal pengetahuan," ujar pengurus Divisi BKI Wieke Diah Anjaryani.
Melalui peletihan yang dilaksanakan selama satu hari penuh, peserta diberi materi dan praktik oleh Titik Ikha Purbiyanti, S.Pd dan Wieke Diah Anjaryani, S.Psi., M.Kes.
Baca Juga: LATIHAN Soal PTS IPAS Kelas 4 Semester 2 Beserta Kunci Jawaban UTS IPAS Terbaru 2023
Materi yang pertama mengenai Peningkatan Conselor Skill dalam penanganan kekerasan gender. Pemateri menyebut jika terkadang terjadi kesalahan fatal dari konselor saat menangani kasus kekerasan gender, yaitu konselor merasa lebih superior dari klien. Padahal sebenarnya peran Antara konselor dan klien adalah setara tidak ada superior maupun inferior.
Pada materi kedua, Titik Ikha Purbiyanti menerangkan tentang assessment serta instrument konseling dalam menaggulangi kekerasan berbasis gender dengan menggunakan Alat Ungkap Masalah atau AUM dan Daftar Cek Masalah atau DCM.
Para peserta antusias dalam menjawab AUM dan DCM, pelatihan ini sekaligus membantu para peserta dalam menyelesaikan masalahnya.
Artikel Terkait
FUHum UIN Walisongo Ziarah ke Makam Ulama Rembang
UIN Walisongo Tambah Tiga Guru Besar
UIN Walisongo Resmi Kukuhkan Profesor Imam Yahya sebagai Guru Besar Ilmu Fikih, Ini Perjalanan Karirnya
Tambah Jumlah Guru Besar, UIN Walisongo Kukuhkan Prof. Dr. Hasyim Muhammad, M. Ag.
Rektor UIN Walisongo Sebut Prof Hasyim sebagai Pemikir Handal, Dikukuhkan Jadi Guru Besar
Adakan Diskusi Ilmiah, Program Studi PMI UIN Walisongo: Wujudkan Prodi yang Multidisipliner
Gandeng Balitbang dan Diklat Kemenag RI, KPI UIN Walisongo Gelar Pelatihan Humas Pemerintah
Kemenag RI Goes To Campus! Ajarkan Goverment Public Relations ke Mahasiswa KPI UIN Walisongo
UIN Walisongo Berhasil Raih Peringkat 1 Satker Terbaik KPPN Semarang II Award