SML.ID – Inilah gunanya studi banding, kita bisa tahu kondisi daerah lain, dan tidak selalu menganggap masalah di daerah sendiri yang paling ruwet. Saat studi banding pengelolaan media dan wartawan ke Tasikmalaya, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Karanganyar dipameri, ada 685 wartawan yang mencari berita di Tasikmalaya.
Dody Setiyana, Kasi Hubungan Media Kabupaten Tasikmalaya menilai wajar jika ada wartawan sebanyak itu di Tasikmalaya. Dari perusahaan media besar sampai yang ecek-ecek. Dengan luas kabupaten tersebut yang memiliki 39 kecamatan, dengan 1,7 juta penduduk, maka wajar jika menjadi daya tarik bagi wartawan.
‘’Kalau ada seorang kontributor dengan 10-an anak buah yang berpendapatan setahun Rp 1,4 miliar di Tasikmalaya itu juga wajar. Sebab penghasilannya bisa dari google ads, dari iklan, dari kerjasama, dari yang lain, juga wajar jika segitu,’’ kata dia saat bersama Kadiskominfo Tasikmalaya menerima delegasi dari Karanganyar yang dipimpin Kadiskominfo Sujarno.
Baca Juga: Jadi Kabupaten Sendiri, Pangandaran Maju Pesat Wisatanya
Yang perlu dicontoh, adalah langkah Diskominfo Tasikmalaya unuk menertibkan wartawan. Semua wartawan tercatat di Diskominfo, termasuk perusahaannya. Jadi jelas seluruhnya. Sehingga ketika ada apa-apa, Diskominfo mendapatkan laporan.
Selain itu media juga tahu jika Diskominfo Tasikmalaya hanya akan bekerja sama dengan media besar saja yang dipilih. Dan kerjasama hanya dengan perusahaan media bukan wartawan perseorangan sehingga semuanya jelas.
Misalnya, dalam setahun Pemkab Tasikmalaya butuh diberitakan sekian ratus kali di media besar, sekian ratus kali di media B, dan iklan di media mana saja. Itu semua menjadi dasar penyusunan anggaran di APBD Pemkab Tasikmalaya, sehingga semua clear.
Kalau masalah press tour seperti yang dilakukan Diskominfo Karanganyar memang tidak mungkin dilakukan karena anggarannya mesti banyak, dan tidak mungkin mengajak 685 wartawan atau kalau per perusahaan media saja ada 65 perusahaan. Sehingga Tasikmalaya belum pernah presstour.
Sujarno. Kadiskominfo Karanganyar mengatakan, di daerah lereng lawu itu hanya 22 wartawan di bawah koordinasi Diskominfo sehingga memungkinkan untuk mengadakan presstour setiap tahun untuk memperluas pengalaman seperti sekarang.
Baca Juga: Muhammadiyah Karanganyar Kirim Tujuh Orang Relawan MDMC ke Lumajang Misi Kemanusiaan Semeru
Soal anggaran, memang mungkin bisa dicontoh yang dilakukan Tasikmalaya karena lebih terukur dan jika ditanyai tim audit DPRD atau Inspektorat jelas lebih bisa dipertanggungjawabkan dan lebih fair. Dan itu akan lebih mudah mumpung sekarang masih sedikit wartawannya.
Yang pasti anggaran memang relatif sama, paling tidak saat mendekati pemilu atau [pilkada mesti ada kenaikan, apalagi karena saat ini lebih politis. Namun disadari jika Kominfo harus selalu berkoordinasi dengan media agar pemberitaan tentang daerah lebih terarah.
Selama ini Diskominfo memang lebih memprioritaskan media cetak dan elekronik karena sisi bukti penganggaran yang lebih mudah. Namun disadari dengan kemajuan teknologi informasi media online juga perlu diperhatikan sama besar.(joko dh)***
Artikel Terkait
Bagus Selo Jamin Karanganyar Steril dari Gerakan Celeng
Persika Karanganyar Telan Kekalahan, Dihajar PSIP Pemalang 2-0
Baru 26 Desa Miliki Lumbung Padi, dari 177 Desa dan Kelurahan di Karanganyar
Nataru, Polres Karanganyar Siagakan Semua Sarana dan Prasarana
Pemuda Pancasila Karanganyar Protes Junimart Girsang
Sebanyak 286 Taekwondo Karanganyar Berlaga di Kejurda
Operasi Berlanjut, Puluhan Motor Knalpot Brong di Karanganyar Disita Polisi
Dua Wanita Tertangkap Polisi Jadi Pengedar Narkoba di Karanganyar
Sunardi, Warga Ngijo Terima Hadiah Mobil Xpander dari Bank Jateng Karanganyar
Muhammadiyah Karanganyar Kirim Tujuh Orang Relawan MDMC ke Lumajang Misi Kemanusiaan Semeru