SMOL.ID – Zaman sudah modern dengan layanan canggih berbasis internet. ATM (Anjungan Tunai Mandiri) untuk layanan nasabah menjadi pilihan. Namun itu tidak dilakukan Bank Daerah, bank milik sepenuhnya Pemkab Karanganyar.
‘’Kami memang tidak mengembangkan ATM karena kontur wilayah yang berbukit-bukit sehingga internet di Karanganyar belum stabil di beberapa tempat. Karena itu kami memilih mengembangkan layanan sepenuh hati pada nasabah, asal ditelpon Moro. Sama-sama ATM tapi beda makna,’’ kata Haryono Dirut Bank Daerah, Minggu malam (12/12) saat penarikan hadian tabungn sembada.
Sejak lama memang ATM menjadi pilihan bank beraset Rp 500 miliar itu. Bagaimanapun layanan itu penting. Berbagai bentuk kerjasama untuk membangun unit ATM sudah dilakukan. Namun akhirnya gagal. Tidak terwujud dan ATM tidak menjadi prioritas utama walau sangat bisa.
Baca Juga: Jadi Ajang Nongkrong Pelajar, Alun-alun Karanganyar Dikosek Satpol PP
Kami lebih mengembangkan layanan manual pada nasabah. Asal nasabah telpon butuh uang atau menabung, kami siap meluncur menjemput memberi kemudahan pada nasabah. Apalagi dari ujung ke ujung meski berbukit-bukit wilayah Karanganyar masih bisa ditempuh sejam dua jam.
‘’Pokoknya layanan kami sepenuh hati. Kami harus ada saat masyarakat membutuhkan bantuan. Ketika bank lain bunga kreditnya naik karena pertimbangan pandemi, kami datang membawa bunga murah. Ketika bank lain tidak bisa dinego nasabah kesulitan membayar bunga, kami datang membebaskan bunga, asal pokoknya tetap dikembalikan.’’
Itulah Bank Daerah. Karena semua cabang hanya ada di Karanganyar, otomatis semua uang diputar untuk kepentingan masyarakat Karanganyar, bukan untuk orang lain di luar wilayah Karanganyar. Pokoknya kami harus ada untuk Karanganyar. Itu prinsip yang dikembangkan Bank Daerah.
Haryono mengatakan, karena prinsip bisnis itu, aset terus berkembang. Dalam waktu dua atau tiga tahun mendatang asetnya ditarget tumbuh menjadi Rp 1 triliun sehingga Bank Daerah sudah menjadi bank besar namun memiliki akar kuat di wilayah sendiri.
Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Karanganyar Pesimistis Masjid Agung Jadi Sesuai Jadwal
Sekarang ini dengan posisi yang ada, semua target bisnis, muai kredit, tabungan, dana pihak ketiga, sudah tercapai saat memasuki September lalu. Sehingga empat bulan terakhir Bank Daerah tinggal menangguk untung, ibaratnya. Karena itu aset terus meningkat.
Satu hal soal NPL (kredit macet), satu ukuran yang menjadi ukuran atau indikasi kesehatan bank, ternyata nasabah Bank Daerah termasuk sangat bagus. NPL hanya 0.4 persen saja. Artinya kredit hampir Rp 300 miliar semuanya kembali, 99,6 persen nasabah lancar.
Ini sebuah indikasi jika bank tersebut sangat sehat, sehingga kepercayaan nasabah sangat tinggi, dan bukti berbicara, kredit sebear apapun semua kembali.Karena itu masyarakat tidak perlu khawatir. Sudah terbukti saat pandemi Bank Daerah malah mampu mengeluarkan tambahan kredir sampai Rp 70 miliar lebih.
Karena itu pantas jika berbagai penghargaan dari Menkeu, dari berbagai majalah pengamat perbankan, Economic Review, Infobank, dan lainnya memberikan penghargaan Bank Daerah sebagai BPR yang baik.(joko dh)***
Artikel Terkait
Dua Wanita Tertangkap Polisi Jadi Pengedar Narkoba di Karanganyar
Sunardi, Warga Ngijo Terima Hadiah Mobil Xpander dari Bank Jateng Karanganyar
Muhammadiyah Karanganyar Kirim Tujuh Orang Relawan MDMC ke Lumajang Misi Kemanusiaan Semeru
Studi Banding, Diskominfo Karanganyar Dipameri Ada 685 Wartawan di Tasikmalaya
PPKM Level 3 Nataru Dibatalkan, Pesta Kembang Api dan Konser Musik di Karanganyar Tetap Dilarang
Hanya Sehari, Kodim Karanganyar Kumpulkan Bantuan ke Korban Semeru
PUDAM Karanganyar Susul Kirim Dua Truk Bantuan ke Lumajang
Ditegur Gubernur, Pemkab Karanganyar Tak Anggarkan Subsidi Pemasangan Air untuk MBR
Wakil Ketua DPRD Karanganyar Pesimistis Masjid Agung Jadi Sesuai Jadwal
Jadi Ajang Nongkrong Pelajar, Alun-alun Karanganyar Dikosek Satpol PP