SMOL.ID - Masjid Agung Karanganyar sudah selesai dibangun dengan biays lebih seratus miliar. Masjid itu kini diberi nama Masjid Madaniyah. Sayangnya masjid itu hanya megah dan dijadikan tempat wisata yang mengundang kagum bagi warga Karanganyar yang atang. Tapi sementara ini masjid baru sebatas dipakai sholat saja, minus kegiatan.
Saat masih masjid lama, takmir di bawah pimpinan Ustadz Abdul Muid merancang masjid untuk kegiatan umat dalam segala hal. Ada majelis taklim tanpa henti sejak shubuh sampai bakda Isya. Ada poliklinik dengan ratusan pasien dan gratis, ada supermarket, ada ambulans gratis.
Saat itu sebetulnya cita-cita menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat hampir terwujud, bahkan ustadz – ustadz terkenal sudah menjadi langganan mengisi taklim di situ. Ada Ustadz Shihabudin pimpinan Ponpes Isy Karima, Ustadz Umar Mita, ustadz Hanan Attaqi, Aak Gimnastiar, beberapa syech dari Mesir, Libia, Yaman, Madinah, Makkah hadir rutin.
Baca Juga: Pimpin Tradisi Pembaretan, Kapolres Karanganyar Tanamkan Kebanggaan Menjadi Anggota Samapta
Ada kegiatan rutin taklim Ahad pagi, Sabtu pagi, pengajian ibu-ibu tiap Rabu, pengajian remaja putri, pengajian tafsir dari syech-syech Timur Tengah, ada tarawih satu juz saat Ramadhan, taklim bakda dzuhur saat Ramadhan, ada taklim habis Ashar, dan lainnya.
‘’Kalau kegiatan itu semua hilang dan masjid hanya untuk sholat, ya sayang sekali. Harusnya takmir masjidnya segera menyusun kegiatan, agar kegiatan masjid yang bermanfaat bisa segera dimulai lagi seperti ketika masjid masih belum dibangun,’’ kata Joko, warga Karanganyar.
Dia menyayangkan masjid ini hanya sebatas menjadi tempat wisata, dikagumi kemegahannya, tapi melompong tidak dipakai kegiatan. Ini harus menjadi tantangan takmir masjid. Bukankah masjid ini sekarang menjadi masjid pemda, jadi dari segi pendanaan tidak masalah tinggal minta pemda.
Beny warga lain juga menyayangkan jika kegiatan masjid hanya untuk shalat saja. Mestinya bisa menjadi seperti masjid Jogokaryan, Yogyakarta yang juga untuk destinasi wisata namun penuh kegiatan umat.
‘’Yang saya tahu masjid itu infaq perminggu sampai Rp 15 juta, semuanya habis untuk kegiatan umat, menyantuni fakir miskin, menjadi penggerak ekonomi umat agar sekitarnya makin berdaya, pokoknya masjid ideal ingin seperti zaman Rasulullah,’’ ungkapnya.
Baca Juga: Ngaji Rutin Tiap Pagi PNS Karanganyar Setiap Ramadhan
Dia juga mendengar sekolah manajemen masjid sudah digelar di Karanganyar, termasuk mendatangkan guru dari Jogokaryan. Mestinya sekarang waktunya takmir masjid Agung Maaniyah itu bangkit menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan dan taklim.
Jangan sampai orang ke masjid justru mengeluh sepatunya hilang dan masuk masjid untuk shalat membayar. Kalau seperti itu agaknya tidak akan lama masjid hanya menjadi kebanggaan, nanti berubah jadi destinasi wisata saja.
Ini tantangan takmir masjid segera menyusun agenda taklim, kegiatan masjid sebagai pusat pemberdayaan umat.(joko dh)
Artikel Terkait
Kejaksaan Negeri Karanganyar Lakukan Pemusnahan Barang Bukti Kejahatan
ASEAN Para Games 2022 Siap Digelar di Jateng, 3 Kota Ditunjuk Surakarta - Sukoharjo dan Karanganyar
Polres Karanganyar Bagikan Bantuan Tunai untuk PKL dan Warung
Tanah Dobel Dokumen Dilaporkan Kejaksaan Karanganyar
Kota Gersang, 383 Pohon di Pinggir Jalan Utama Karanganyar Ditebang
Wakil Ketua Dewan Sesalkan Penebangan, Karanganyar Jadi Panas
Kunjungi Warga yang Sakit, Kapolres Karanganyar Berikan Alat Bantu Jalan dan Kursi Roda
Selesaikan Urusan Kecil-kecil, Bupati Karanganyar Dorong Desa Bangun Balai Musyawarah
Ngaji Rutin Tiap Pagi PNS Karanganyar Setiap Ramadhan
Pimpin Tradisi Pembaretan, Kapolres Karanganyar Tanamkan Kebanggaan Menjadi Anggota Samapta