SMOL.ID – Sejumlah seniman reog Ponorogo di Karanganyar melancarkan protes atas niat Negara Malaysia mendaftarkan reog sebagai seni asli Malaysia. Mereka mendatangi DPRD Karanganyar dan berdemo di sana serta menggelar pertunjukan reog di halaman Gedung DPRD.
Anung Murwoko, Wakil Ketua DPRD yang menemui mereka menandaskan, semula aksi itu akan digelar bakda taraweh di Alun-alun Karanganyar. Namun dilarang Kapolres karena akan mengganggu kekhusyukan ibadah, apalagi tempatnya di depas masjid Agung.
‘’Setelah negosiasi sampai jam 02.00 dinihari, akhirnya DPRD mengijinkan mereka menyampaikan aspirasi dan menggelar aksi pertunjukan sebelum berbuka selepas ashar setelah berdialog dengan DPRD. Dengan segala hormat karena ini aspirasi rakyat maka DPRD bersedia ketempatan,’’ kata Anung Minggu (10/4).
Baca Juga: Ratusan Personel Polres Karanganyar Disiagakan Antisipasi Arus Mudik Lebaran
Sebetulnya reog yang akan diklaim Malaysia itu sudah didaftarkan ke Unesco tanggal 18 Februari lalu. Karena itu aksi tersebut dinilai sebagai bentuk dorongan bahwa keberadaan seni reog sudah membudaya dan menjadi aksi pendukung pendaftaran tersebut.
Anung mengibaratkan kalau orang akan mengurus akte kelahiran tapi hanya didaftarkan ke Kantor Desa saja tidak dilengkapi KTP, kartu keluarga dan lainnya mustahil akte itu akan diproses ke kantor atatan Sipil. Semua syarat harus dilengkapi.
Demikian pula seni reog itu, setelah didaftarkan, maka suara seniman reog, aksi pertunjukan itu ibarat pelengkap untuk pendaftaran ke Unesco itu segera diproses agar reog menjadi warisan budaya dunia tak benda sebagaimana wayang kulit dulu.
Kharisma, salah satu seniman reog mengatakan, menteri mesti tahu reog itu sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dengan masyarakat dan setiap kali menjadi pelengkap even seni di suatu daerah. Di Karanganyar sudah tersebar ke 17 kecamatan kecuali Jaten, olomadu, Karanganyar Kota dan Tasikmadu yang belum ada reog.
Slamet Riyadi mewakili seniman reog meminta DPRD juga tidak sekadar peduli reog tapi tidak mengagendakan pertunjukan reog dalam berbagai even seni yang ada. Keunggulan negara lain itu karena selain merasa mengakui reog menjadi bagian seni juga mengagendakan pertunjukan reog.
Anung dalam kesempatan itu juga menjanjikan akan memberi peluang reog mengadakan pertunjukan di DPRD. Dan dia bersama Dinas Dikbud berjanji akan mengawal protes tersebut ke Menko PMK untuk segera mengurus pelengkap pendaftaran reog di Unesco sebagai intangible humanities of the world. Agar seniman juga puas.
Kasus reog akan diklaim Malaysia sebetulnya sudah meledak tahun 2012 dulu bahkan Begug Purnomosidhi selaku Bupati Wonogiri memimpin langsung demo dengan menggelar reog besar-besaran. Sebab sebagai abdi dalem keraton dia bergelar Pangeran Suro Agul-agul.(joko dh)
Artikel Terkait
Wakil Ketua Dewan Sesalkan Penebangan, Karanganyar Jadi Panas
Kunjungi Warga yang Sakit, Kapolres Karanganyar Berikan Alat Bantu Jalan dan Kursi Roda
Selesaikan Urusan Kecil-kecil, Bupati Karanganyar Dorong Desa Bangun Balai Musyawarah
Ngaji Rutin Tiap Pagi PNS Karanganyar Setiap Ramadhan
Pimpin Tradisi Pembaretan, Kapolres Karanganyar Tanamkan Kebanggaan Menjadi Anggota Samapta
Sayang, Masjid Agung Karanganyar Hanya Megah Tapi Tanpa Kegiatan
Selesaikan Pemeriksaan, Tim BPK Pamitan Bupati Karanganyar
Polres Karanganyar Pantau Pasar, Periksa Stok Barang Hadapi Ramadhan
Percepatan Vaksinasi, Polres Karanganyar Gelar Vaksin Pagi dan Malam
Ratusan Personel Polres Karanganyar Disiagakan Antisipasi Arus Mudik Lebaran