SMOL.ID – Ilmu gendhing. Apa maksudnya? Itulah yang dilakukan Dirut Bank Daerah Karanganyar Haryono dalam mengelola bank tersebut, sehingga saat ini menjadi rangking ke-8 versi data Perbamida (Persatuan Bank Milik Daerah) se Indonesia.
Dengan aset Rp 503 miliar di akhir Desember 2021 lalu, di atasnya masih ada BPR Bank Jatim Surabaya, Bank Magelang, BPR Karangmalang Sragen, BPR Bank Jombang, BPR Wonogiri dan lainnya. Bank Daerah Karanganyar termasuk yang sudah besar.
Lalu ilmu gendhing yang bagaimana yang diterapkannya? Haryono mengatakan, ibarat sebuah gendhing atau lagu, maka irama dan penggemarnya harus dilihat jadi bahan pertimbangan. Tidak semua bisa dipukul rata.
Baca Juga: 426 Jamaah Haji, Usia Maksimal yang Boleh Berangkat 65 Tahun
‘’Kalau menghadapi kelompok orang muda, harus keras, irama rock lebih cocok, kalau orang tua apalagi di pesta mantenan maka keroncong lebih cocok. Kalau lagi senang mungkin irama chacha lebih pas, jika sedih yang mendayu lebih tepat,’’ kata dia, Selasa (24/5).
Di Karanganyar ini setelah 20 tahunan dia berkiprah di bank swasta dan Permodalan Madani, dia ingin mengabdikan dirinya di daerah kelahirannya. Dan kebetulan ditawari memimpin Bank Daerah Karanganyar.
Dari awal dia melihat tipologi nasabah di Karanganyar ini, jelas tidak bisa digeber dengan bunga tinggi atau kapital besar. Harus secara tepat menempat diri. Dan dia senang karena kebijakannya disuport oleh pimpinan daerah setempat.
Bank Daerah sepenuhnya milik Karanganyar, karena itu keberadaannya harus sepenuhnya untuk rakyat Karanganyar. Dan bank ini harus memainkan perannya serta hadir untuk rakyat Karanganyar. Ketika suku bunga bank lain tinggi, maka bank ini harus rendah.
Ketika bank lain menyetop landing atau kredit, maka bank ini harus tampil memberikan kredit yang membantu rakyat. Karena itulah situasi tersebut harus selalu dilihat dan jadi pertimbangan. Sehingga bank ini tidak bisa tampil dengan keuntungan tinggi, namun juga tidak boleh rugi sehingga membebani induknya?Pemkab Karanganyar. Bank harus tetap setor ke kas daerah.
Baca Juga: Penghargaan Exellent Bank dari Infobank untuk Bank Daerah Karanganyar
Karena itulah bank ini tidak bisa langsung besar, tapi tetap tumbuh dan menghasilkan keuntungan meski sedikit. Dan itulah suport yang diberikan Bupati dan Wabup serta DPRD. Bank ini jangan besar-besar labanya, jika efeknya mencekik rakyatnya dan akhirnya gulung tikar.
Haryono juga mengantisipasi jika ada intervensi politik yang dominan. Sebab ini bisnis kepercayaan, sehingga kepercayaan yang sudah bagus itu harus dipegang teguh dan jangan sampai dilepas. Dia menghindari intervensi politik karena hal itu justru menjerumuskan.
Haryono yang kini sedang menempuh doktor di bidang perbankan ini mengatakan, ingin seperti Bank Magelang yang kini asetnya sudah di atas Rp 1,23 triliun. Kelebihannya bank Magelang satu-satunya milik Pemkab Magelang dan semua gaji guru sudah dilewatkan bank itu.
‘’Suatu saat Bank Daerah juga akan menuju ke situ, dan ini semua perangkat pendukung sedang dipersiapkan. Kita perlu belajar dengan Bank Magelang juga,’’ kata dia. (joko dh)***
Artikel Terkait
Kinerja Meningkat Saat Pandemi, Bank Daerah Karanganyar Sabet Dua Penghargaan BPR Award
Tak Kembangkan ATM, Bank Daerah Kembangkan Layanan Asal Ditelpon Moro
Bank Daerah Serahkan Hadiah Tabungan, Semua Target Tercapai September Lalu
Untuk Mudahkan Nasabah, Bank Daerah Karanganyar Buka Kantor Kas di Jatiyoso
Ulang Tahun, Bank Daerah Karanganyar Gelar BDK Peduli
Bank Daerah Karanganyar Dapat Tambahan Modal Disetor Pemkab Rp 2 Miliar
Bank Daerah Karanganyar Sabet Penghargaan Top BUMD Bintang Lima
Agar Transparan, Bank Daerah Karanganyar Rogoh Kocek Ratusan Juta untuk Audit Total
Tak Tertarik Naikkan Bunga, Bank Daerah Ingin Jadi Bank Optimal Sehat
Penghargaan Exellent Bank dari Infobank untuk Bank Daerah Karanganyar