SMOL.ID - Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar mengakui lembaganya memberikan sumbangan untuk ISIS.
Sumbangan itu diberikan sebagai dana kemanusiaan terhadap korban perang. Karenanya, Ibnu Khajar mengaku bingung ketika dituding memberikan bantuan ke teroris.
ACT tidak pernah memberikan sumbangan ke teroris, tetapi kepada korban perang.
"Kami berikan bantuan ke (Syiah atau ISIS) karena mereka korban perang. Jadi, kami kerap bingung dana ke teroris itu yang mana," ujar Ibnu Khajar di Gedung ACT, Jakarta Selatan, Senin 4 Jli 2022.
Baca Juga: Pemberantasan Narkoba Belum Efektif, Komisi III Gelar FGD Segera Revisi UU Narkotika
Dia menjelaskan pihaknya tidak bisa memiliki wewenang guna menanyakan kemana tujuan bantuan tersebut. Ia juga tidak mengetahui secara pasti aliran dana sumbangan ACT.
"Kalau ada alokasi dana yang mana. kami tidak pernah ada bantuan ke teroris. Sebab, kemanusiaan itu tidak boleh tanya ke siapa yang dibantu," jelasnya.
Selain itu, Ibnu menekankan pihaknya tidak berada dalam pengawasan Kementerian Agama (Kemenag),, melainkan diawasi oleh Kementerian Sosial (Kemensos).
"Jadi, kami itu di bawah Kemensos, bukan Kemenag. Apa yang terjadi di lapangan dan organisasi, kami mendapat izin dari Kemensos," imbuhnya.
Seperti diketahui, ACT menggelar konferensi pers, menyusul pemberitaan majalah Tempo terkait penyelewengan dana umat.
Artikel Terkait
MUI Soroti Pemberitaan Penyelewengan Dana Umat di ACT
Bantah Pemberitaan Majalah Tempo, Presiden ACT Jelaskan Soal Alphard hingga Pajero
Presiden ACT Akui Lembaga Comot 13,7 Persen Dana yang Terkumpul, Untuk Biaya Operasional
Bantah Gaji Rp 250 Juta, Presiden ACT Sebut Sudah Dipangkas 50 hingga 70 Persen
Eks Presiden ACT Ahyudin Tidak Dipecat, Tapi Mundur Sendiri
Jangan Seperti ACT, Baznas-LAZ Diminta Hindari Perilaku Hedonis