Bupati Minta Tolong Difasilitasi DPRD Jateng Soal Tahura, Tawangmangu dan SMA Jaten

- Rabu, 14 September 2022 | 18:12 WIB
Bupati Juliyatmono didampingi Sekda Sutarno menyerahkan cendera mata pada delegasi DPRD Jateng yang berkunjung ke Karanganyar.
Bupati Juliyatmono didampingi Sekda Sutarno menyerahkan cendera mata pada delegasi DPRD Jateng yang berkunjung ke Karanganyar.

SMOL.ID – Bupati Juliyatmono mengadukan masalah hutan Tahura Ngargoyoso, parkir Tawangmangu yang sekarang mulai sesak, dan pendirian SMA atau SMK di wilayah Jaten yang memang sudah mendesak, kepada delegasi DPRD Jateng yang datang ke Karanganyar.

Delegasi anggota DPRD Jaten dipimpin oleh Wakil Ketua Fery Wawan Ahyono dari Partai Golkar itu datang dengan 10 anggota DPRD Jaten lainnya untuk menggali soal kesiapan bansos kenaikan BBM yang rencananya diambilkan dari 1 persen DAU (Dana Alokasi Umum).

"Kami ingin melihat kesiapan daerah, karena nanti dana itu merupakan kewajiban sebab langsung diperintahkan Menkeu untuk dana bantuan sosial kenaikan BBM, khususnya bagi terdampak yang kesehariannya memang menggunakan BBM sebagai tumpuannya," kata Fery Wawan Ahyono.

Bupati saat bertemu DPRD Jaten memang menggunakan kesempatan itu untuk difasilitasi DPRD Jateng sebab masalah yang diadukan itu sudah sangat lama terjadi. Tahura di Ngargoyoso semula memang milik Kemnterian KLHK. Namun pengelolaannya diserahkan ke Pemprov Jaten.

"Kami tahu, tahura itu dikelola Pemprov karena ada di wilayah Wonogiri, Sragen dan Karanganyar. Hanya saja yang hutannya sambung lokasinya adalah milik Wonogiri dan Sragen. Sedangkan yang ada di Karanganyar lokasinya terpisah di Ngargoyoso itu," kata dia, Rabu (14/9).

Tahura itu sudah dibangun bagus menjadi destinasi wisata. Dan Karanganyar yang selama ini tidak memiliki destinasi wisata milik sendiri ingin mengelola langsung. Dan sudah diurus ke Kemen KLHK diperbolekan dengan surat resmi, tapi digondeli Pemprov Jaten sampai sekarang belum diserahkan, padahal sudah sejak 2017 diurus.

Soal lahan parkir Tawangmangu, karena pengunjung Tawangmangu setiap Sabtu dan Minggu membeludak bikin macet, maka diperlukan taman parkir yang representatif. Karanganyar menunjukkan lokasi balai pertanian yang sudah tidak berfungsi itu bisa disulap menjadi taman parkir. Namun sampai sekarang tidak terwujud.

Begitu pula SMA di Jaten, diusulkan bersamaan dengan SMK Tawangmangu. Namun yang dipenuhi baru SMK Tawangmangu, pertimbangannya belum ada sekolah yang menampung siswa Tawangmangu dan sekitarnya sehingga mereka berebut dengan siswa dari Karangpandan.

Hal yang sama juga terjadi di Jaten. Siswa dari Jaten lebih banyak lari ke Solo karena sekolah terdekat adalah Karanganyar kota dan Kebakkramat yang justru jauh dibandingkan lari ke Solo. Akibatnya siswa yang pintar justru tertampung di Solo.

"Untuk mengurangi agar siswa tidak lari ke Solo, Jaten diusulkan memiliki SMA sendiri. Tapi belum terwujud. Bupati sampai mengatakan, Pak Ganjar asli Tawangmangu. Kalau pulang ke kampung dicegat warga karena selama menjabat tidak memperhatikan kotanya, daerahnya, apa tidak malu ? Tapi SMA Jaten tetap belum terwujud," kata Fery.

Fery mengatakan, soal keluhan Bupati semua sudah dicatat dan akan difasilitasi ke Gubernur agar secepatnya diperhatikan karena sangat urgen. Pasti Gubernur di sisa jabatannya akan mewujudkan karena memang sangat perlu.

Soal bansos terdampak BBM, Bupati mengatakan, kabupaten baru akan melangkah ketika bansos dari APBN yang lewat Dinsos, Kantor Pos dan instansi lain sudah turun sehingga dana dari kabupaten sifatnya menjadi sapu jagat, untuk diberikan pada terdampak BBM yang terlewatkan dana bansos APBN. Dan di APBD 2023 semua sudah disiapkan, sementara ini memperkuat data agar terampak BBM semua tercover.(joko dh)***

Editor: Muhammad Syafiq Ardiansyah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Ndarboy dan Shaggydog Ajak Joget Tetangga

Sabtu, 27 Mei 2023 | 11:10 WIB
X