SMOL.ID - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendorong perguruan tinggi untuk ikut bertanggungjawab mengawal para alumni untuk menjaga integritas. Menurut KPK, yang dibutuhkan dari perguruan tinggi saat ini adalah kader-kader atau lulusan yang berintegritas.
Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua KPK Nurul Gufron saat memberikan paparan dengan tema "Penanaman Nilai-Nilai Integritas di Perguruan Tinggi" dalam kegiatan yang dilaksanakan di UIN Walisongo Semarang, Senin, (26/9)
Dalam paparannya, Gufron semula menjelaskan bentuk-bentuk tindak pidana korupsi, mulai menyalahgunakan wewenang, memperkaya diri atau orang lain, suap, gratifikasi, pemerasan hingga konflik interest. Semua jenis korupsi tersebut mempunyai spesifikasi yang berbeda-beda.
Baca Juga: LPTK UIN Walisongo Semarang Kukuhkan 317 Guru PAI dan Madrasah Profesional
Semua pihak dapat terjerat korupsi, baik kalangan akademik maupun non akademik. Sehingga dibutuhkan kesadaran bersama untuk membentuk kader berintegritas dalam setiap jenjang pembelajaran.
"Membangun Indonesia tidak cuma dengan ilmu, tapi juga karakter bangsa, dengan berintegritas. Kita saat ini melihat tidak ada SKS yang menanamkan integritas. Misalnya proses rekrutmen itu yang dicari berasal dari TPA. Proses pembelajaran tesnya materi kurikulum. Evaluasinya tes tulis dari kurikulum. Sampai alumni juga tidak ada," kata Gufron.
"KPK butuh saat ini, agar ada tanggungjawab akademik dari dunia pendidikan pada alumni-alumninya. Bagaimana mencetak kader yang berintegritas," tambahnya.
Baca Juga: Mahasiswa FDK UIN Walisongo Studi Media di RRI Semarang
Lebih lanjut, Gufron menambahkan perguruan tinggi bukan hanya lembaga yang sebatas pencetak knowledge. Kalau hanya knowledge, perguruan tinggi akan kalah dengan robot. Oleh karenanya, selain knowledge harus diajarkan integritas.
Menurutnya, orang korupsi adalah orang yang tidak tahu siapa dirinya, kemana akan pergi. Korupsi adalah sesat arah. Oleh karena itu, jika tidak tahu orientasi yang jelas mau kemana, apa yang dilakukan, maka perlu diingatkan agar jangan sampai tersesat.
"Kalau orang tidak tahu, maka diingatkan jangan sampai sesat arah. Awalnya korupsi itu tidak tahu dirinya. Langkah-langkahnya salah diingatkan, itulah korup," tandasnya.
Memuji Semangat UIN
Secara khusus, Gufron memuji semangat UIN Walisongo yang menyisipkan pesan integritas dalam lagu Mars.
"Kalau KPK mengajarkan integritas itu sesungguhnya kebalik. Malah KPK yang kesini untuk belajar. KPK bukan datang memberi sesuatu, tapi datang untuk menagih. KPK berharap UIN dapat memberikan cara bagaimana menanamkan integritas. Saya mendengar lagu Mars UIN itu asumsinya mengarahkan mahasiswa dan lulusan agar profesional," tandasnya.
Sementara itu, Rektor UIN Walisongo Prof. Dr. Imam Taufiq, M.Ag menyatakan bahwa kampusnya senantiasa menciptakan layanan pendidikan yang bersih dan melayani. Tata kelola perguruan tinggi menekankan pengawasan dalam setiap aspek, mulai aspek perencanaan, penganggaran, pelaksanaan hingga evaluasi.
Artikel Terkait
FDK UIN Walisongo Adakan Pelepasan dan Pembekalan kepada 193 Calon Wisudawan
Kepada Mahasiswa Baru, Rektor UIN Suka Yogyakarta Bagi-bagi Buku
Adakan PR Talks Kuliah Dosen Tamu, KPI UIN Walisongo Implementasikan Konsep Merdeka Belajar
KKN MMK UIN Walisongo Adakan Webinar Kewirausahaan, Siap Tumbuhkan Semangat Berwirausaha
Masih Terbuka Peluang UIN RM Said Lanjutkan Rencana Pembangunan Kampus Baru, Pemda Siap Hibahkan Tanah 10 Ha
LP2M UIN Walisongo Resmikan Komunitas Omah Bambu
KKN UIN Saizu Purwokerto, Dampingi Lebih dari 60 Produk Hingga Produksi Ratusan Artikel
FISHUM UIN Suka Kembali Gelar AICOSH Bahas Konflik Dunia
Mahasiswa FDK UIN Walisongo Studi Media di RRI Semarang
LPTK UIN Walisongo Semarang Kukuhkan 317 Guru PAI dan Madrasah Profesional