Punya Planetarium Terbesar Pertama di Asia Tenggara, FDK UIN Walisongo Datangkan Dosen Tamu dan Wisata Edukasi

SMOL.ID – Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) mengadakan Kuliah dosen tamu yang bertajuk OPREC (Orientation of Public Relations : Event and Communication) pada hari Rabu, 3 November 2022.

Kegiatan OPREC diikuti oleh Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebanyak 126 partisipan di Planetarium UIN Walisongo.

Wisata edukasi dimaksudkan memperkenalkan planetarium UIN Walisongo Semarang yang merupakan planetarium terbesar ketiga di dunia dan terbesar pertama di Asia Tenggara.

“Sebagai mahasiswa UIN Walisongo kita patut bangga adanya planetarium ini, karena tidak semua kampus punya,” jelas pemandu wisata edukasi.

Baca Juga: OPREC KPI UIN Walisongo, Jadi Ajang Kuliah bersama Praktisi dan Realisasi Merdeka Belajar

Setelah show di planetarium kegiatan dilanjutkan kuliah dosen tamu bersama Corporate Communications Telkomsel Jawa Tengah, Wildan A Nugraha dan Public Relations UIN Walisongo Widi Cahya Adi.

"Saya terkesan dengan eksistensi planetarium UIN Walisongo, karena tidak hanya ada pertunjukkan tetapi juga interaktif. Tidak hanya sebagai tempat wisata, tetapi juga menambah edukasi", ungkap Wildan.

Kegiatan tersebur menjadi bagian dari mata kuliah Public Relations yang diikuti oleh mahasiswa di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Ketua Jurusan KPI mengatakan bahwa Public Relations merupakan konsentrasi pertama pada kurikulum 2020.

Harapannya dari konsentrasi baru ini mampu melahirkan para praktisi PR yang berkompeten, tentunya dengan usaha dari dosen juga mahasiswa, meskipun Sumber Daya Manusia cukup terbatas.

Alifa Nur Fitri selaku dosen Public Relations mengungkapkan diadakannya kegiatan ini memberikan gambaran serta pengetahuan, bagaimana nantinya ketika mahasiswa bekerja menjadi seorang Public Relations baik di lembaga, perusahaan, maupun institusi pendidikan kelak.

Baca Juga: KPI UIN Walisongo Adakan Diskusi Kerjasama, Dubes Amerika: Ajukan Proposal, Kami Siapkan Dana dan Narasumber

“Mahasiswa tidak selalu harus diberikan teori saja, dengan menghadirkan praktisi tentu akan memudahkan pemahaman mahasiswa. Hal ini sejalan dengan kurikulum merdeka belajar, bahwa mahasiswa tidak hanya belajar teori tetapi perlu mengetahui bagaimana praktik di lapangan juga,” tutupnya.***