SMOL.ID - Untuk melestarikan karya-karya SH Mintardja, keluarga besar pengarang cerita silat tersebut membuat Perpustakaan di Gedongkiwo MJ I/801, Kapanewon Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Minggu, 29 Januari 2023.
Pembukaan perrpustakaan yang dilakukan di rumah kediaman SH Mintardja tersebut, dilakukan secara sederhana namun khidmad. Pembukaan justru banyak dihadiri para penggemarnya.
Karya-karya SH Mintardja yang sempat menyita perhatian masyarakat diantaranya Agung Sedayu, Sekar Mirah, dan Rudita atau Mahesa Jenar, dan banyak lagi cerita lainnya.
Dikalangan pecinta cerita silat di Yogyakarta dan sekitarnya, bahkan Indonesia, dikenal sebagai tokoh-tokoh yang seolah-olah memang telah mewarnai perjalanan sejarah di Jawa khususnya Jawa Tengah dan DIY pada masa lalu.
Tokoh-tokoh tersebut muncul di karya sastra klasik yang ditulis oleh SH Mintardja atau Singgih Hadi Mintardja yang lahir pada 26 Januari 1933 dan meninggal 18 Januari 1999).
Karyanya, banyak menghiasi cerita bersambung koran atau surat kabar yang terbit di Yogyakarta dan Jawa Tengah kala itu. Bahkan sempat membuat pembaca gandrung dengan tokoh Mahesa Jenar.
Sepanjang hayatnya, SH Mintardja telah menghasilan lebih dari 20 judul cerita. Dan, masing-masing cerita menjadi buku yang berjilid-jilid. Yang membuat pembaca senang, karena alur ceritanya mudah dicerna.
Misalnya, meski tidak rampung karena pengarangnya meninggal dunia, Api di Bukit Menoreh (396 jilid), Hijaunya Lembah Hijaunya Lereng Pegunungan (118 jilid), Bara di Atas Singgasana (79 jilid), Sayap-sayap Terkembang (67 jilid), Pelangi di Langit Singasari (50 jilid).
Kemudian, Sepasang Ular Naga di Satu Sarang (37 jilid), Nagasasra Sabuk Inten (36 jilid), Suramnya Bayang Bayang (34 jilid) atau Panasnya Bunga Mekar (31 jilid) dan masih banyak lagi lainnya.
“Api di Bukit Menoreh yang tidak terselesaikan, dinobatkan sebagai novel terpanjang di dunia,” kata salah satu putra SH Mintardja, Andang disela-sela acara pembukaan Perpustakaan.
Meski sudah hampir 23 tahun, sang pengarang ini meninggal dunia, namun penggemarnya masih cukup banyak. Buktinya, saat pembukaan Perpustakaan SH Mintardja banyak penggemarnya yang datang untuk melihat karya-karya almarhum yang masih tersimpan.
Tak ingin mengecewakan penggemarnya dan sekaligus menghimpun jejak-jejak karya, keluarga besar SH Mintardja, kemudian membuka Perpustakaan SH Mintardja.
“Memang masih ada yang belum kami temukan. Namun, sudah hampir lengkap, semua karya SH Mintardja telah kami tampilkan,” ujar Andung.
Perpustakaan ini, lanjut dia, juga untuk melayani kalangan mahasiswa maupun akademisi yang hendak melakukan penelitian terhadap karya-karya SH Mintardja.
Buku-buku karya SH Mintardja ini, disusun di rak yang ditata rapi dengan apik dan menarik. Namun tidak hanya buku karya SH Mintardja saja yang dipajang.
Artikel Terkait
Kapolres Karanganyar Beri Bantuan Warga yang Terkena Stunting
Selamatkan Lahan Kritis, Ganjar dan Warga Tanam 15 Ribu Pohon
Ganjar Tekankan Pentingnya Koordinasi Antardesa untuk Tuntaskan Pembangunan
Wakil Wali Kota Tegal Hadiri Rangkaian Kegiatan HUT PDI Perjuangan ke 50 di PAC Tegal Selatan
Upaya Ganjar Berhasil Bantu Warga Magelang Lepas dari Kesulitan Air Bersih
Putus PMK, Pemprov Jateng Targetkan Vaksinasi 2,4 Juta Ternak
BEM Nusantara DIY Tolak Radikalisme dan Politik Identitas
Apresiasi Pengguna PLN Mobile, PLN Bagikan Ratusan Hadiah Dalam Gelegar Cuan
Berkat Lapak Ganjar, Sandal Berukir Bikinan Lutfi Dilirik Bule Australia
KH Ma’ruf Shiddiq Dilantik Jadi Ketua IPHI Kabupaten Kudus