HCB Deklarasi Maju Caketum PWI 2023 di Arena HPN

- Rabu, 8 Februari 2023 | 16:11 WIB
Hendry Ch Bangun.
Hendry Ch Bangun.

SMOL.id - Ini baru kejutan dan di luar dugaan Hendri Ch Bangun yang telah malang melintang di PWI Pusat dan Dewan Pers mendeklerasikan diri maju sebagai Calon Ketua Umum PWI Pusat pada Kongres PWI akhir tahun ini (2023).

Deklerasi itu diucapkan di halaman Masjid AL-MASHUN di Jl. Sisingamangaraja Medan, 8/02/2023.

Masjid Raya Al Mashun ini lebih dikenal dengan nama Mesjid Raya Medan, dibangun tahun 1906. Disinilah Hendri menyampaikan niat baik dan ikhlas lewat rekaman video yang dalam sekejap telah viral kemana mana.

Baca Juga: Harapan dari Hari Pers Nasional, Catatan Hendry Ch Bangun

"Dari kota Medan, tempat lahir saya, serta dalam suasana Hari Pers Nasional yang meriah dan menjadi ajang silaturahmi wartawan khususnya anggota PWI dari seluruh Indonesia, saya mendeklarasikan untuk maju sebagai Ketua Umum PWI Pusat, dalam Kongres PWI yang direncanakan berlangsung tahun 2023 ini", ucap Hendri.

Soal pengalaman tak diragukan lagi,
menjadi Sekretaris Jenderal PWI Pusat selama dua periode, (tahun 2008-2013, 2013-2018), menjadi anggota Dewan Pers dua periode, (2016-2019, 2019-2022). Tentu dengan pertolongan Allah Swt, saya merasa akan mampu menjalankan tugas, kata Hendri yang mantan Wartawan Kompas dan berdarah seniman.

Bagi saya mengabdi pada PWI adalah kebanggaan, sejak menjadi anggota pada tahun 1987 dan menjadi pengurus di Seksi Wartawan Olahraga PWI Jaya pada tahun itu juga. Serta tidak lepas dari sejarah keterlibatan dalam dunia jurnalistik dan organisasi PWI di dalam keluarga, sebut anak Medan ini.

Di Medan ini, ayah saya almarhum Tridah Bangun, memulai kariernya sebagai wartawan Harian Waspada pada tahun 1953 (sampai 1957) dan pernah menjadi Wakil Ketua I PWI Cabang Medan pada tahun 1963-1967, dalam suasana politik yang sedang bergolak.

PWI adalah organisasi wartawan tingkat nasional tertua dan terbesar hingga saat ini sejak didirikan sesepuh kita di Solo pada 9 Februari 1946, dan bagi saya memelihara, menjaga harkat dan martabat PWI adalah harga mati meskipun banyak organisasi yang lahir belakangan.

PWI tidak boleh direndahkan, apalagi dipermalukan oleh organisasi kemarin sore, dalam kiprahnya di pentas dan khazanah jurnalisme dan jurnalistik Tanah Air, tegas Hendri di halaman Masjid yang menjadi saksi sejarah kebesaran Kesultanan Melayu Deli.

Tentu itu hanya dapat terjadi kalau kita semua setiap saat, setiap waktu, mengawal positioning dan branding PWI. Kalau mereka yang dipercaya mengurus PWI terus meningkatkan kompetensi, kualitas, dan pemahaman tentang profesionalisme wartawan. Serta memahami aspirasi masyarakat, kondisi sosial politik bangsa dan negara, tantangan dan ancaman globalisme terhadap Indonesia, agar bangsa ini tetap kuat dan berdiri kokoh.

Terus meningkatkan rasa cinta Tanah Air, kebanggaan akan bangsanya yang besar pada seluruh anggota PWI. Kuncinya, pendidikan dan pelatihan yang terencana dan kontinyu.

Ketika PWI didirikan, keputusan terpenting dari kongres adalah mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang terancam karena nafsu besar Belanda yang ingin menjajah kembali Tanah Air tercinta dengan membonceng Sekutu.

PWI tidak bicara soal jurnalisme saja, karena pendiri PWI adalah penulis pejuang, orang yang terjun langsung di tengah pertempuran. Posisi itu harus selalu diingat oleh anggota PWI dalam setiap detak jantungnya, dalam setiap ketukan tangannya di keyboard laptop ataupun ponsel, desah suaranya di mikrofon, atau pun tatapannya di depan lensa kamera.

Huruf I dari kata PWI adalah Indonesia, tidak lain. Bagi PWI menjaga dan memelihara harkat dan martabat bangsa adalah nomor satu.
Apalah artinya jurnalisme kalau itu hanya memuaskan nafsu kelompok, golongan, kepentingan, yang bertentangan dengan kehidupan bangsa? Apalah artinya kita memproduksi karya jurnalistik yang mengoyak-ngoyak, meluluh-lantakkan, mempermalukan bangsa sendiri di hadapan bangsa-bangsa lain?

Halaman:

Editor: Salman Al Farisi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X